Rabu, 11 Juni 2014

Ishida Mitsunari

Ishida Mitsunari (石田 三成?) (1559[1] - 6 November 1600 atau 1 Oktober tahun ke-5 era Keichō) adalah daimyo zaman Azuchi Momoyama yang pernah menjabat salah satu anggota lima pelaksana pemerintahan (Go Bugyō) pada masa pemerintahan Toyotomi. Ishida Mitsunari merupakan pemimpin kubu Pasukan Barat dalam Pertempuran Sekigahara.
Kelahiran desa Ishida di distrik Sakata provinsi Ōmi (sekarang disebut Ishida-cho, kota Nagahama Prefektur Shiga). Lahir sebagai putra kedua Ishida Masatsugu dengan nama kecil Sakichi. Keluarga Ishida berasal dari klan lokal yang secara turun temurun tinggal di desa Ishida dengan nama keluarga berasal dari nama desa.
  • 1574: Diangkat sebagai pengikut Hashiba Hideyoshi. Ada catatan yang menyatakan Mitsunari baru diangkat sebagai pengikut Hideyoshi pada tahun 1577
  • 1577: Memimpin pasukan Hideyoshi untuk menaklukkan wilayah Chūgoku.
  • 1583: Turut serta dalam Pertempuran Shizugatake. Terkenal gagah berani dan selalu berada dalam barisan paling depan sewaktu menyerang musuh. Membantu strategi politik Hideyoshi antara lain pernah mengirim surat kepada penasehat klan Uesugi yang bernama Naoe Kanetsugu dengan tujuan menjalin persekutuan antara klan Hashiba dan klan Uesugi. Pada tahun yang sama menjadi penguasa Istana Minakuchi yang bernilai 40.000 koku.
  • 1584: Turut serta dalam Pertempuran Komaki-Nagakute. Bertugas sebagai pelaksana survei di distrik Gamō, provinsi Ōmi.
  • 1585: Diangkat menjadi menteri di Kementerian Protokol (Jibushō). Bersama dengan Naoe Kanetsugu menjadi saksi perjanjian perdamaian antara Hideyoshi dan Uesugi Kagekatsu.
  • 1586: Menjadi perantara Hideyoshi dengan Uesugi Kagekatsu sewaktu Kagekatsu menjalankan tugas pemerintahan di Kyoto dan diangkat sebagai pelaksana administrasi kota Sakai
  • 1587: Turut serta dalam penaklukan Kyushu. Diangkat sebagai pelaksana administrasi kota Hakata dan memulihkan pembangunan kota Hakata.
  • 1588: Menjadi perantara dalam pertemuan Shimazu Yoshihisa dengan Hideyoshi
  • 1589: Bertugas melakukan survei wilayah di provinsi Mino
  • 1590: Turut serta dalam Penaklukan Odawara untuk menaklukan Istana Odawara yang dikuasai klan Gohōjō. Berperan sebagai perantara dalam pertemuan Satake Yoshinobu dengan Hideyoshi. Menyerang Istana Tatebayashi dan Istana Oshi. Bertugas melakukan survei ke Oshu, memadamkan pemberontakan Ikki. Pada tahun yang sama ditunjuk sebagai penguasa Istana Sawayama di provinsi Ōmi yang bernilai 190.000 koku.
  • 1592: Turut serta dalam Perang Tujuh Tahun penaklukkan Joseon bersama-sama denganMashita Nagamori dan Ōtani Yoshitsugu
  • Turut serta dalam pertempuran benteng Gunung Haengju dan Pertempuran Hekiteikan melawan pasukan dinasti Ming. Wakil dari dinasti Ming yang bernama Sha Yōshi diajaknya pergi ke Istana Hizen Nagoya di Jepang
  • 1594: Melakukan survei ke wilayah kekuasaan klan Shimazu dan klan Satake
  • 1595: Menjadi penyidik perkara Toyotomi Hidetsugu dan bertindak sebagai penguasa sementara bekas wilayah kekuasaan Hidetsugu yang bernilai 70.000 koku
  • 1596: Menyambut kedatangan utusan dari Dinasti Ming. Hideyoshi memerintahkan Mitsunari untuk menindas pengikut Kirishitan (sebutan zaman itu untuk agama Kristen). Mitsunari bersimpati pada Kirishitan sehingga mengurangi jumlah pengikut yang tertangkap dan berusaha keras dalam perundingan dengan Hideyoshi agar tawanan tidak dieksekusi.
  • 1576: Diangkat menjadi Daikan (pejabat pengganti) setelah mengambil alih wilayah kekuasaan Kobayakawa Hideaki
  • 1598: Toyotomi Hideyoshi meninggal. Misunari memerintahkan penarikan pasukan dari Joseon.
  • 1599: Tokugawa Ieyasu bertikai dengan Maeda Toshiie, tapi berhasil didamaikan. Pada bulan Maret tahun yang sama, Maeda Toshiie wafat. Mitsunari diserang oleh 7 komandan militer dibawah pimpinan Katō Kiyomasa. Ishida Mitsunari kabur bersembunyi di rumah Ukita Hideie. Ada juga pendapat yang mengatakan Mitsunari bersembunyi di rumah Tokugawa Ieyasu. Mitsunari lalu dikenakan tahanan rumah di Istana Sasayama.
  • 1600: Mitsunari menanggapi ajakan Ōtani Yoshitsugu untuk bersama-sama mengangkat senjata menggulingkan Tokugawa Ieyasu. Mitsunari membentuk koalisi anti Ieyasu yang terdiri dari Maeda Geni, Mashita Nagamori, Natsuka Masaie (empat orang dari lima anggota dewan Go Bugyō) beserta Mōri Terumoto dan Ukita Hideie (dua orang dari lima anggota dewan Go Tairō). Koalisi anti Ieyasu mengajak para daimyo untuk bergabung dalam kubu Pasukan Barat melawan Tokugawa Ieyasu. Setelah berhasil menaklukkan Istana Fushimi, Pasukan Barat maju menuju Tarui (provinsi Mino) dan berhasil merebut Istana Ōgaki. Pada tanggal 15 September 1600, Pasukan Barat yang dipimpin Ishida Mitsunari mengalami kekalahan dalam Pertempuran Sekigahara. Mitsunari lari hutan di Gunung Ibuki, tapi berhasil ditangkap oleh Tanaka Yoshimasa. Pada tanggal 1 Oktober tahun yang sama, Ishida Mitsunari menerima hukuman mati di tempat bernama Rokujōgawara yang terletak di pinggir sungai Kamo, Kyoto. Pada saat dieksekusi, Ishida Mitsunari berusia 41 tahun.

Profil

Kisah tiga cangkir teh
Hashiba Hideyoshi yang sedang berada di provinsi Ōmi mampir ke kuil Kanon meminta minum karena haus. Pembantu pendeta memberi Hideyoshi secangkir teh dingin yang langsung diminum habis oleh Hideyoshi. Hideyoshi yang masih merasa haus meminta tambah lagi secangkir teh lagi. Cangkir kedua berisi teh hangat yang langsung diminum habis oleh Hideyoshi. Setelah cangkir teh kedua habis diminum, Hideyoshi masih meminta tambah secangkir teh lagi. Cangkir ketiga ternyata berisi teh yang sangat panas hingga membuat Hideyoshi kaget. Pembantu pendeta lalu menjelaskan bahwa cangkir teh pertama sebagai penghilang rasa haus, cangkir teh kedua untuk dinikmati perlahan-lahan, dan cangkir teh ketiga untuk lebih dinikmati perlahan-lahan lagi. Pembantu pendeta ini nantinya dikenal sebagai Ishida Mitsunari, tapi kisah ini berasal dari zaman Edo dan kemungkinan besar merupakan cerita karangan orang.
Pengagum putri bekas majikan
Setelah wafatnya, Ishida Mitsunari menjadi korban cerita yang menjelek-jelekkan dirinya yang dikarang sejarawan dari pemerintahan Keshogunan Tokugawa. Cerita yang banyak diketahui orang mengatakan Ishida Mitsunari jatuh cinta pada Yodo dono yang merupakan anak perempuan Azai Nagamasa walaupun tidak ada bukti istri Hideyoshi pernah berhubungan gelap dengan Mitsunari.
Cerita lain mengatakan Toyotomi Hideyori bukanlah putra Toyotomi Hideyoshi dengan Yodo dono, melainkan anak hubungan gelap Yodo dono dengan Mitsunari atau Ōno Harunaga. Cerita ini berasal dari pertengahan zaman Edo dan kemungkinan merupakan cerita hasil karangan orang.
Lukisan potret
Paling tidak ada 3 sampai 4 lukisan potret Ishida Mitsunari dan konon lukisan dibuat berdasarkan tengkorak kepala Mitsunari. Setelah badan dan kepala Ishida Mitsunari dipertontonkan di muka umum di Sanjōgawara, jasadnya dimakamkan di bagian kuil Daitokuji bernama Sangen-in yang dibangun Mitsunari sewaktu masih hidup. Ada juga cerita yang mengatakan pintu gerbang rumah kediaman Mitsunari di Fushimi dipindahkan ke kuil Sangen-in.
Setelah beristirahat lebih dari 300 tahun, makam Mitsunari di kuil Sangen-in digali kembali pada tahun 1907 oleh peneliti sejarah bernama Watanabe Seiu dari Tokyo Imperial University untuk keperluan penulisan biografi. Adachi Buntarō dari bagian anatomi Universitas Tokyo melakukan penelitian atas sisa tulang dan memotret tengkorak kepala Ishida Mitsunari. Berdasarkan hasil penelitian, Mitsunari berperawakan sedang, bergigi tonggos dan sewaktu meninggal berusia sekitar 41 tahun.
Pada tahun 1976 dilakukan rekonstruksi wajah Ishida Mitsunari dengan menggunakan bahan gips atas permintaan fotografer bernama Ishida Takayuki yang merupakan keturunan Ishida Mitsunari. Rekonstruksi dilakukan oleh mantan kepala bagian sains Kepolisian Metropolitan Tokyo yang bernama Nagayasu Shūichi. Pada saat yang bersamaan juga diukur tinggi badan Mitsunari dan menurut hasil pengukuran Mitsunari mempunyai tinggi badan 156 cm. Pada bulan Maret 1980, pelukis Jepang bernama Maeda Mikio menggambar lukisan potret Ishida Mitsunari berdasarkan rekonstruksi dari gips dan pengarahan Ishida Tetsurō dari Universitas Kedokteran Kansai. Lukisan potret Ishida Mitsunari sekarang dipajang di menara utama Istana Osaka.
Cucu keturunan
Mitsunari dikaruniai 5 putri dan 2 orang putra (Ishida Shigeie dan Ishida Shigenari). Pada saat terjadi Pertempuran Sekigahara, Ishida Shigeie sedang berada di Istana Sasayama. Setelah mendengar berita kekalahan di Sekigahara, Shigeie yang menerima perintah dari kakeknya langsung melarikan diri bersembunyi di kuil Myōshinji dan menjadi biksu. Permohonan ampun atas nyawa Ishida Shigeie yang diajukan pendeta kuil Myōshinji ternyata dikabulkan Tokugawa Ieyasu. Selanjutnya, Ishida Shigeie menjadi biksu kepala generasi ke-3 di kuil Jushōin yang berada di dalam lingkungan kuil Myōshinji. Ishida Shigeie wafat di usia 104 tahun pada tahun 1686.
Ishida Shigenari sedang berada di Istana Osaka sebagai koshō (pembantu pria) untuk Toyotomi Hideyori. Atas petunjuk teman sesama koshō bernama Tsugaru Nobutake (putra pewaris Tsugaru Tamenobu), Shigenari melarikan diri ke wilayah han Hirosaki (Tsugaru). Pada tahun 1610, Shigenari wafat di usia 25 tahun walaupun ada cerita yang mengatakan Shigenari wafat pada tahun 1641. Anak keturunan Shigenari menjadi menteri senior di han Hirosaki setelah mengganti nama keluarga menjadi Sugiyama.
Anak perempuan Mitsunari (masih satu ibu dengan Shigeie) yang bernama Putri Osa (Tatsuko) menikah dengan Tsugaru Nobuhira (adik dari penguasa wilayah han Hirosaki bernama Tsugaru Nobutake). Putri Osa kemudian menikah sekali lagi dengan Oka Shigemasa (penasehat untuk Gamō Tadasato dari wilayah han Aizu).
Kedudukannya Putri Osa diturunkan menjadi istri simpanan, setelah sang suami Tsugaru Nobutake mengambil Putri Mate sebagai istri sah. Putri Osa kemudian melahirkan Tsugaru Nobuyoshi yang nantinya menjadi penguasa han Mutsu generasi ke-3. Dengan Oka Shigemasa, Putri Osa melahirkan Ofuri no kata yang kemudian menjadi istri Tokugawa Iemitsu.
Ofuri no kata melahirkan Putri Chiyo yang nantinya menjadi istri sah Tokugawa Mitsutomo (generasi kedua penguasa han [[Owari] dan salah satu dari percabangan keluarga Tokugawa yang disebut Gosanke). Putri Chiyo juga melahirkan Tokugawa Tsunanari yang nantinya mempunyai putra bernama Tokugawa Yoshimichi, Tokugawa Tsugutomo dan Tokugawa Muneharu yang selalu bertentangan dengan Tokugawa Yoshimune.

Tidak ada komentar :